Kamis, 24 Desember 2009

KATARAK

A. Pengertian

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yag dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progesif. ( Mansjoer,2000;62 )
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran. (Brunner & Suddarth,2002;1996)
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

B. ETIOLOGI

Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. Katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya.
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Katarak bisa disebabkan oleh:

  1. Cedera mata
  2. Penyakit metabolik (misalnya diabetes)
  3. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).

Penyebab katarak lainnya meliputi :

  1. Faktor keturunan.
  2. Proses penuaan
  3. Cacat bawaan sejak lahir.
  4. Gangguan pertumbuhan,
  5. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
  6. Rokok dan Alkohol
  7. Operasi mata sebelumnya.
  8. Kelainan mata (uveitis anterior)

C. KLASIFIKASI

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun

  • Katarak lumelar / zonular
    Katarak ini bersifat herediter,ditransmisikan secara dominan,bilateral,dan terlihat setelah lahir. Kekeruhan dapat menutupi pupil. Bila tidak dilakukan dilaasi pupil sering mengganggu penglihatan. Bila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak dapat dilihat pada pemeriksaan oftalmoskopi,maka perlu dilakukan aspirasi atau irigasi lensa.
  • Katarak polaris posterior
    Disebabkan oleh menetapnya selubung vaskuler lensa,kadang-kadang tiap arteri hialoid yang menetap sehingga mengakibatkan kekeruhan lensa bagian belakang. Pengobatan dengan pembedahan lensa.
  • Katarak polaris anterior
    Terjadi saat kornea belum seluruhnya melepaskan lensa dalam perkembangan embrional, mengakibatkan terlambatnya pembentukan bilik mata depan, didapatkan suatu bentuk kekeruhan dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan seperti pyramid, dan berjalan progesif.Pengobatannya tergantung keadaan kelainan. Bila tidak terlihatnya fundus pada pemeriksaan oftalmoskopi maka dilakukan pembedahan.
  • Katarak inti (Nuclear )
    Kekeruhan didaerah nucleus lensa,bentuk kekeruhan seperti bintik-bintik yang terlihat bilateral dan berjalan tidak progesif serta tidak mengganggu penglihatan . bersifat herediter atau dominan.
  • Katarak sutural
    Kekeruhan lensa didaerah sutura fetal,terjadi bilateral,bersifat statis,dan familial, tidak mengganggu penglihtan karena tidak mengenai media penglihatan.

2. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
Terjadi pada anak-anak sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast. Pembedahan dilakukan apabila diperkirakan akan menimbulkan anbliopia.

3. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun
Katarak ini berhubungan dengan bertambahnya umur dan berkaitan dengan proses penuaan yang terjadi didalam lensa. Perubahan yang tampak adalah bertambah tebalnya nucleus dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. Katarak ini sudah tamapak sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadi skleosis lensa yang timbul pada usia decade 4 dalam bentuk presbiopia. Macamnya :

  • Katarak Nuclear
    Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik.
    Inti yag putih kekuning-kuningan menjadi coklat dan kemudian menjadi hitam disebut katarak Brunesen / nigra.
  • Katarak kortikal
    Terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Penderita merasa mendapat kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.

4. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata Terjadi akibat rudapaksa tumpul atau tajam ( Ilyas,2000 ) cukup untuk mendorong tumor vitreus masuk kekapsul lensa ( Nettina,2002;43 ) pengobatan bila tidak terdapat penyulit dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang. Penyulit yang dapat terjadi dalam bentuk gloukoma akibat lensa yang mencembung atau uveitis akibat masa lensa

D. MANIFESTASI KLINIK

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).
Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :

  1. Penurunan ketajaman penglihatan dan silau
  2. Gangguan fungsional, penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
  3. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil, sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop
  4. Pandangan kabur atau redup, terjadi ketika lensa mejadi opak, dan cahaya akan dipendarkan.
  5. Pandangan menjadi menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat pada malam hari.
  6. Pupil yang mulanya hitam akan tampak kekuningan, abu – abau atau putih
  7. Peka terhadap sinar atau cahaya.
  8. Dapat melihat dobel pada satu mata.
  9. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
  10. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Dan apabila katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.
Orang dengan katarak, secara khas akan selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah.

E. PATOFISIOLOGI

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbetuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zanula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan menjadi distorsi. Perubahan kimia dapat protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan menganggu transmisi sinar.

F. STADIUM KATARAK SENIL

  1. Stadium insipien
    Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah pada bagian inti lensa mata sehi
  2. ngga menyerupai terali besi ( roda sepeda ). Pada keadaan ini biasanya katarak stasioner. Stadium intumesen ( imatur )
    Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan menarik cairan dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada keadaan ini adalah myopia, astigmatisme, bayangan iris pada lensa terlihat. Stadium maturesen ( matur )
    Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari kapsulnya, ini merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.
  3. Stadium hipermatur
    Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi lembek, mencair atau menjadi seperti susu.

Stadium pada katarak seni

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
  1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
  2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
  3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
  4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
  5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
  6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.
  7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
  8. EKG, kolesterol serum
  9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
  10. Keratometri.
  11. Pemeriksaan lampu slit.
  12. A-scan ultrasound (echography).
  13. Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

H. PENATALAKSANAAN

  1. Stadium I
    Dengan deteksi catalin, catalin adalah zat yang berfungsi untuk menghalangi kerja zat quino, yaitu zat yang mengubah protein lensa mata yang bening menjadi gelap.
    Tujuan pegobatan ini adalah untuk menekan proresifitas kekaburan lensa supaya katarak
  2. Stadium II
    Dilakukan secara simtomatis.
  3. Stadium III, dan IV
    Operasi untuk mengeluarkan lensa yang karakteus.
    Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat di ambil dengan pembedahan laser. Namun, masih dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula ( Pokalo 1992 ).
    Ada dua macam teknik pembedahan untuk pengangkatan katarak :

    1. Ekstraksi Katarak Intrakapsuler
      Ekstraksi katarak intra kapsuler ( ICCE, intra capsuler catarak ekstraksion ) adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zona dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Bedah beku berdasar pada suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau abnormalitas. Insrumen bedah beku bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan melekat pada benda yang lembab. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsula akan melekat pada probe.lensa kemudian diangkat secara lembut. Yang dahulu merupakan cara pangangkatan katarak utama, ICCE sekarang jarang dilakukan karena tersedianya teknik bedah yang lebih canggih.
    2. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
      Ekstraksi katarak ekstracapsuler ( ECCE, extracapsuler catarak ekstraksion ) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengambilan kapsula anterior, menekan keluar nucleus,dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagi posterior mata, jadi mengurangi insidensi yang serius.
    • Fakoemulsifikasi
      Merupakan penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler. Cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekwensi tinggi untuk memecah nukleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang kemudian akan diaspirasi me4lalui alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinus. Teknik ini memerlukan penyembuhan yang lebih pendek dan penurunan insidensi astigmatisme pasca operasi.
    • Pengakatan Lensa
      Karena lensa kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga kekuatan fokus mata, maka bila lensa diangkat, pasien memerlukan koreksi optikal. Koreksi ini dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga motede:
  • Kaca Mata Apakia
    Mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun pembesaran 25% sampai 30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer, yang menyebabkan kesulitan dalam memahami relasi spasial, membuat benda – benda nampak jauh lebih dekat dari yang sebenarnya. Kaca mata ini juga menyabbakan aberasi sferis, mengubah garis lurus menjadi lengkung. Memerlukan waktu penyesuaian yang lama sampai pasien mampu mengkoordinasikan gerakan, memeprrkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan medan pandangan yang terbatas. Kaca mata apakia sangat tebal dan merepotkan dan membuat mata kelihatan sangat besar.
  • Lensa Kontak
    Jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia. Tak terjadi pembesaran yang bermakna (5%-10%), tak terdapat aberasi sferis, tak ada penurunan lapang pandangan dan tak ada kesalahan orientasi spasial. Lensa ini memberikan rehabilitasi visual yang hampir sempurna bagi mereka yang mampu menguasai cara memasang, melepaskan dan merawat dan bagi mereka yang dapat mengenakannya dengan nyaman.
  • Implan Lensa Intraokuler (IOL)
    Memberikan alternatif bagi lensa apakia yang tebal dan berat untuk mengoreksi penglihatan pasca operasi. Implan IOL telah menjadi pilihan koreksi optikal karena semakin halusnya teknik bedah mikro dan kemajuan rancang bangun IOL. IOL adalah lensa permanen plastik yang secara bedah diimplantasi ke dalam mata. Mampu menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran mata normal.
    Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan yang serius.
    Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

I. PENCEGAHAN

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata. Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak. Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A dan vit E.

J. KOMPLIKASI

Meskipun terjadi perbaikan pengembalian kepandangan penuh yang sempurna pada ekstraksi katarak dan implantasi, ada juga yang komplikasinya. Kerusakan endotel kornea, sumbatan pupil, gloukoma,perdarahan, fistula luka operasi, edema makula sistoid, pelepasan koroid, uveitis dan endoftalmitis. Dapat diubah posisinya kembali dengan pemberian tetes mata dilator, diikuti dengan pemberian posisi kepala dan diakhiri dengan tetes mata konstriktor, atau pasien memerlukan pembedahan lagi untuk mereposisi atau mengangkat IOL.
Komplikasi yang umum terjadi pada pembedahan adalah pembentukan membran sekunder, yang terjadi sekitar 25 %pasien dalam 3 sampai 36 bulan setelah pembedahan. Membran yang terbentuk sering disalah artikan dengan opafikasi kapsul posterior atau katarak sekunder. Membran ini dibentuk sebagai akibat proliferasi sisa epitel lensa. Dapat mempengaruhi penglihatan dengan mengganggu masuknya cahaya dan meningkatkan terjadinya disabilitas silau. Dapat dibuat lubang melalui membran (kapsulotomi ) dengan jarum atau laser ( laser yag ) untuk mengembalikan penglihatan.
( Brunner & Suddarth,2002 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar